Teknik Sipil UJB selenggarakan Forum Ilmiah dengan Study Kasus “kegagalan Bangunan Akibat Gempa Bumi” secara Hybrid dengan Zoom Meating

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta mengadakan Forum Ilmiah Teknik Sipil Janabadra, Bertajuk Menyoal Kegagalan Bangunan Akibat Gempa, pada 1 April 2025 bertempat di Ruang Eksekutif Kampus Pusat Universitas Janabadra Yogyakarta. Acara ini dimoderatori oleh Teguh Widodo, S.T., M.T., yang sekaligus menjadi narasumber bersama Prasetya Adi, S.T., M.T., Arusmalem Ginting, S.T., M.T., serta Dr.Eng. Mahmud Kori Effendi, S.T., M.T.

Fatsyahrina Fitriastuti, S.Si., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta, membuka acara ini dengan sambutan yang hangat dan penuh semangat. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap aspek kegagalan struktur bangunan akibat gempa bumi, terutama dalam konteks wilayah-wilayah yang rawan bencana seperti kawasan Asia Tenggara.

Beliau juga menyampaikan bahwa acara bertajuk “Menyoal Kegagalan Bangunan Akibat Gempa dengan menyorot pada Kasus Gempa 7,7 SR di Myanmar dan Thailand” merupakan wadah yang sangat relevan untuk menggali pengetahuan, berbagi pengalaman, dan memperkuat kolaborasi antar akademisi, praktisi, serta mahasiswa dalam bidang keteknikan dan mitigasi bencana, khususnya Teknik Sipil.

 

 

 

Arusmalem Ginting, S.T., M.T., dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik UJB sekaligus Ahli Struktur Bangunan, menyampaikan materi terkait struktur tanah dan gelombang pergerakan tanah dari tahun ke tahun, di mana pergerakan tanah memengaruhi struktur daratan di bumi. Pergerakan tanah tersebut mengakibatkan gempa bumi, sehingga struktur rangka bangunan membutuhkan konstruksi yang tepat agar tidak mudah hancur ketika terjadi gempa.

Prasetya Adi, S.T., M.T., merupakan Ahli Struktur Bangunan sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta, menerangkan tentang perilaku bangunan terkait kestabilan dan struktur rangka bangunan yang meliputi kelenturan dan kekuatan material sehingga mampu menjaga keseimbangan bangunan.

Teguh Widodo, S.T., M.T., sebagai ahli konstruksi pondasi dalam (deep foundation), menjelaskan tentang spesifikasi gedung tahan gempa. Menurut beliau, bangunan tahan gempa bukan berarti tidak akan terdampak jika terjadi gempa bumi, hanya saja dampaknya tidak akan separah gedung yang dibangun dengan kurang tepat. Beliau juga menambahkan bahwa jika suatu bangunan tahan gempa dipindahkan ke tempat lain, belum tentu bangunan tersebut juga akan menjadi tahan gempa, karena struktur tanah dan peta risiko gempa memiliki pengaruh besar dalam pembangunan gedung tahan gempa.

 

Dr.Eng. Mahmud Kori Effendi, S.T., M.T., sebagai insinyur atau profesional yang memiliki keahlian dan pengetahuan mendalam dalam menggunakan metode analisis elemen hingga (FEM) untuk memprediksi perilaku suatu objek atau struktur di bawah berbagai kondisi beban dan lingkungan, menyampaikan materi tentang analisis elemen hingga bangunan tahan gempa terkait dengan struktur bangunan seperti apa yang tepat dibangun di suatu wilayah.

 

Forum Ilmiah ini menjadi momentum penting dalam memperkaya wawasan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya rekayasa struktur yang tangguh terhadap gempa bumi. Diharapkan kegiatan ini mampu menjadi pemantik inovasi dan kolaborasi berkelanjutan dalam pengembangan ilmu Teknik Sipil yang responsif terhadap tantangan bencana alam.