,

WORKSHOP PENYUSUNAN RUBRIK PENILAIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JANABADRA

Sebagai kelanjutan workshop yang dilakukan beberapa minggu sebelumnya, selama dua hari ini (16 17/11/2021) FH UJB kembali melakukan workshop dengan menghadirkan narasumber Prof Dr. Ir. Hari Purnomo MT. IPU, Agus Mansyur, ST., M.Eng dan PPK UJB. Wokshop diselenggrakan di Griya Persada Convention Hotel & Resort Kaliurang Jl. Boyong No 99 Kaliurang. Kegiatan ini merupakan salah satu program hibah PKKM 2021 Prodi Hukum Universitas Janabadra dala enyusun dan melengkapi dokumen akreditasi internasional.

Sambutan oleh Dekan FH

Kegiatan workshop yang dilakukan FH UJB dalam beberapa kesempatan terakhir adalah bagian dari agenda persiapan akreditasi internasional. Tidak mudah untuk maju ekreditasi internasional, semangat dan optimis adalah kata kunci sukses dalam akrediatsi internasional. Ke depan tantangan perguruan tinggi (PT) sangat kompetitif, bagi PT yang saat ini merasa nyaman namun diam diri maka akan tertinggal di kemudian hari. Berkenaan dengan upaya persiapan akreditasi internasional, Fakultas Hukum UJB memfasilitasi prodinya untuk terus maju dan berkembang. Bicara tentang hasil biarlah masyarakat nanti yang menilai. WORKSHOP PENYUSUNAN RUBRIK PENILAIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JANABADRA ini diselenggarakan dalam rangka memfasilitasi para dosen membuat rubrik penilaian. Maksud dan tujuan workshop ini diselenggarakan tidak lain adalah untuk menjaga sustainabilitas / keberlangsungan lembaga. Kepada para peserta, saya ucapkan selamat ber workshop demikian ucap Dr. Sudiyana selaku Dekan FH UJB membuka kegiatan workshop ini.

Prof Dr. Ir. Hari Purnomo MT. IPU

Mengawali paparan dalam workshop ini, Prof Hari kembali memberikan arah kebijakan dalam pengelolaan PT secara umum. Kalau semangat untuk maju dan membangun sudah tumbuh di kalangan civitas Univ. Janabadra, maka dapat diyakini ke depan UJB akan terus maju dengan syarat tata kelola juga harus diperbaiki. Tanpa tata kelola yang baik mustahil PT akan maju dan berkembang. Kalau tata kelola sudah baik, ke depan pola penggajian pun juga harus diubah, menuju sistem penggajian basisnya ouput. Mengajar itu proses buakan outpout. Jika penggajian masih basisnya proses seperti selama ini, maka tetap akan mengalami kesulitan. Dicontohkan di berbagai PT lain, konsep penggajian sudah berbasis output. Jika tidak ada output, segala bentuk reward harus distop. Jika masih berbasis proses, aktivitas dosen masih bermuara pada pemenuhan beban SKS semata. Harus diubah! Kurikulum OBE yang kita susun ini tidak lain arahnya ke pola output base. Dosen dosen muda harus melakukan perubahan. Sementara yang sepuh harus mendapatkan pendampingan. Sesuatu hal baru pasti banyak tantangan, luar biasa dan banyak yang resistensi. Untuk itu perlu dibuat sistem, mulai dari yang paling ringan misalnya bagaimana pinja obil dst sampai pengelolaan anggaran semua by system. Dengan system yang baik, maka akan dapat dihemat beban biaya yang luar biasa besar, bisa dimanfaatkan untuk hal hal yang berguna bagi pembangunan lainnya. Membangun sistem harus sampai pada tingkat yayasan, perlu dibangun suatu sistem yang terintegrasi dan baik. Dengan workshop ini, semoga mendorong prodi prodi lain juga untuk melakukan hal yang sama.

Agus Mansyur, ST., M.Eng

Beberapa hal pokok dala enyusun rubrik yang harus diperhatikan oleh para dosen pengampu a.l.:m Assesment (proses mendapatkan informasi, ujian tulis, kuis dll.), Penilaian (proses penyematan atribut, kunci jawaban, rubrik), dan Evaluasi (memberi keputusan lulus/tidak, atau perbaikan). Lebih lanjut Agus menjelaskan beberapa contoh teknik asessment untuk ujian tulis, ujian lisan, pembuatan karya hingga penugasan proyek. Dalam rubrik yang harus ada: deskripsi, bentuk soal, instrumen assessment, penilai dan instrumen penilaian. Dibandingkan dengan Silabus dan RPS, rubrik bersifat lebih dinamis menyesuaikan perubahan substansi dan bentuk penilaian terhadap suatu mata kuliah.

Diskusi dipandu Wika Harisa Putri (PPK)

Karena begitu semangat dala enyusun RPS, tidak sedikit dosen menyusun RPS dengan berbagai metoda dan penugasan. Ketika sampai pada tahap menyusun rubrik assessment, baru disadari begitu banyak rubrik yang harus dibuat, bahkan ketika sampai pada pelaksanaan pertemuan di pembelajaran nantinya bahwa setiap pertemuan harus diasessment maka akan terasa sangat berat tugas seorang dosen karena harus menilai setiap forum / aktivitas terhadap seluruh mahasiswa dalam satu kelas. Akan lebih bijaksana jika medote dan bentuk bentuk aktivitas pembelajaran berikut bentuk penugasan suatu mata kuliah perlu dibatasi (seperlunya), sejauh sudah dapat menilai CPMK dan CPL.

Penulis

Tresno S / Humas dan Kerjasama UJB