,

Kuliah Dosen Praktisi PS Agribisnis FP-UJB: Pemberdayaan Ekonomi Petani Cabai Melalui Mekanisme Lelang Dalam Rantai Pasok

Pada Selasa, 28 Mei 2024, Fakultas Pertanian Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta menyelenggarakan Kuliah Dosen Praktisi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Petani Cabai Melalui Mekanisme Lelang dalam Rantai Pasok” di Ruang Eksekutif Universitas Janabadra Jalan TR Mataram 55-57 Yogyakarta. Acara ini menghadirkan narasumber praktisi yang berpengalaman dalam sektor agribisnis khususnya pengelolaan rantai pasok komoditas cabai, Ardhi Prasetyo Wibowo, Direktur PT. Petani Milenial Sleman dan Sekretaris Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman (KPPHPM).

 

 

Kuliah ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana mekanisme lelang dapat menjadi sarana pemberdayaan ekonomi bagi petani cabai, khususnya dalam meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan petani. Peserta diberikan pemahaman tentang proses lelang, manfaat yang dapat diperoleh petani, serta tantangan dan solusi dalam implementasi mekanisme lelang dalam rantai pasok cabai.

Dalam pembukaan, Dr. Risdiyanto, S.T., M.T. selaku rektor Universitas Janabadra berpesan kepada mahasiswa “untuk memanfaatkan waktu seluwas-luasnya, jangan selesai kuliah langsung pulang, yang pada jaman sekarang disebut dengan kupu-kupu (Kuliah pulang-kuliah pulang), mahasiswa harus bergaul dengan dunia kerja, baik dalam bentuk networking melalui berbagai kegiatan yang diadakan fakultas, prodi, dan lembaga kemahasiswaan, kegiatan seperti ini sangat penting karena persaingan di dunia kerja sangat ketat.

Acara ini dihadiri tidak hanya oleh mahasiswa Fakultas Pertanian, tetapi juga oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Janabadra Yogyakarta, serta dosen. Kesempatan ini sekaligus menjadi forum diskusi terhadap ide-ide inovatif untuk mendukung peningkatan kesejahteraan petani cabai. Acara diskusi dipandu oleh moderator Dr. Untoro Hariadi, M.S. dosen FP-UJB. Dalam pemaparan materi kuliah, narasumber menyampaikan pengalaman dan praktik dalam menerapkan mekanisme lelang komoditas cabai di Kabupaten Sleman. Untuk mendapatkan harga yang maksimal, petani cabai memerlukan teknik khusus dalam pengemasan, serta kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman. Keterlambatan pengiriman tidak hanya mempengaruhi harga, tetapi juga kualitas cabai, yang dapat menurunkan permintaan di periode berikutnya, pungkas Ardhi.

Profesi petani cabai memiliki risiko tinggi karena membutuhkan proses panjang hingga sampai ke pasar induk, termasuk modal besar untuk menyediakan lahan pertanian, pembibitan, dan perawatan hingga panen. Selain itu, petani tidak dapat menentukan harga sebelum pedagang atau tengkulak datang, karena tidak memiliki standarisasi harga produk. Dengan adanya pasar lelang di Kabupaten Sleman, khususnya bagi petani cabai, petani mendapatkan harga lelang yang cukup kompetitif dengan harga pasar. Harga acuan cabai mengikuti harga dari pasar induk JABODETABEK dan pasar induk di luar Jawa. Menurut data narasumber, total panen cabai di Kabupaten Sleman mencapai 70% yang dijual keluar daerah setiap hari sebanyak 5-10 ton, dan pada panen raya mencapai 10-20 ton. Sementara yang dikelola koperasi mencapai 3-5 ton setiap hari, dan pada panen raya mencapai 5-12 ton.

Para mahasiswa sangat antusias mengikuti kuliah dosen praktisi ini. Diskusi berlanjut mengenai cara meningkatkan penjualan hasil olahan cabai dari Kabupaten Sleman. Petani Milenial Sleman dan KPPHPM sudah memiliki peralatan untuk mengolah cabai, namun keuntungan produk olahan cabai kurang menguntungkan dibandingkan dengan penjualan cabai segar karena peminat produk olahan cabai dari Sleman masih sedikit, yang menyebabkan perputaran modal di produk olahan lebih lama dan dapat mengganggu perekonomian produsen.