Pelatihan Implementasi Jurnalisme Desa

ari Pelatihan Jurnalisme Desa di Universitas Janabadra Yogyakarta, Sabtu (17/01),muncul beberapa tantangan permasalahan sekaligus peluang. Peserta pelatihan mengutarakan pentingnya peta keadaan arus informasi di desa yang sebetulnya menjadi tolak ukur sistim informasi desa dan kawasan yang akan dikembangkan.

Arus informasi yang dimaksud adalah proses penyampaian data dan informasi, serta respon balik secara positif dan berkelanjutan, baik dari sumber informasi dan dari audien yang menerima informasi. Jadi antara sumber informasi dan penerima informasi idealnya harus terjadi komunikasi yang dinamis. dalam hal ini pemdes sebenarnya punya keinginan apa dalam distribusi informasi, dan masyarakat bagaimana dan undang-undang arahnya kemana, ungkap Bambang dari, Desa Genjahan, Ponjong Gunung Kidul.

Di dalam pelatihan, muncul juga permasalahan yang disampaikan peserta. Keberadaan portal desa dalam ha ini web desa, belum menjadi sumber informasi yang dapat diakses publik. Beberapa kendala infrastruktur dan lemahnya SDM dalam penyediaan data dan informasi menjadi tantangan bersama. Padahal banyak peristiwa penting di desa yang memiliki bobot informasi yang menarik. Sebagai contoh, di Desa Panggungharjo saja terdapat 10 acara budaya yang sebenarnya memiliki bobot berita. Tapi sayang tidak dipublikasikan secara luas. Baik oleh web desa maupun oleh media mainstream.

Bapak Edy, Penggiat media desa Dari Desa Banyuraden, Gamping Sleman.

Namun demikian, sudah beberapa desa yang mengembangkan sistem informasi desa dan kawasan. Pada awalanya atas fasilitasi pemerintah kabupaten dan kemudian portal desa di kelola sendiri oleh pemerintah desa untuk pengembangan. Di Kabupaten Bantul, portal desa telah menggunakan domain desa.id. walaupun masih seolah menumpang dengan domain bantul.gov.id .

Untuk menjawab permasalahan dan memperkuat implementasi Jurnalisme Desa, sangat relefan dalam pelatihan Jurnalisme Desa, instruktur pelatihan dari Surat Kabar Harian Harjo, menyampaikan teknik menulis berita dan juga cara membuat rilis. Sebagai usaha untuk meningkatkan kapasitas desa untuk memperoduksi pemberitaan. Baik dalam bentuk penyampaian data serta informasi kepada publik. Apalagi syarat dari terpublikasinya suatu peristiwa adalah tersedianya narasi berita yang memang sengaja disiapkan oleh sumber berita. Dalam hal ini sebuah berita bisa disiapkan pemerintah desa ataupun penggiat komunitas di desa. Kemudian diupload ke web desa ataupun dipersiapkan sebagai sebuah rilis berita. Selanjutnya rilis berita yang telah siap dikirimkan kepada redaksi media mainstream, baik media cetak maupun elektronik, jelas Bhekti Suryani, wartawan dari Harian Harjo.

Bekti suryani, Wartawan Harian Harjo sedang menyampaikan materi rilis berita desa.

Pelatihan Jurnalisme Desa I dengan tema Pengembangan dan Implementasi Jurnalisme Desadibuka oleh Dr. Ir Suharjanto, MSCE selaku Rektor Universitas Janabadra. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Universitas Janabadra, Rumah Suluh, Forum Desa Digital, Harian Harjo, dan rumahsuluh.org. Pelatihan ini dihadiri oleh 35 orang peserta undangan yang berasal dari pemerintahan desa, penggiat media desa, serta akademisi dari Kabupaten se Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Pada sesir terakhir, Erwin Razak dari rumah suluh menyampaikan bahwa paska pelatihan peserta akan didampingi oleh Forum Desa Digital dan otomatis peserta yang mengikuti pelatihan menjadi bagian dari Ikatan Reporter Desa. Sebuah organisasi yang menjadi wadahnya jurnalis warga di desa untuk mengembangkan sistem informasi desa dan kawasan yang responsif menjawab masalah warga desa.
Youtube linkPelatihan Jurnalisme Desa