Seminar Nasional : Hilirisasi Hasil Hasil Penelitian untuk Mendukung Ketahanan Nasional
Dalam dunia Perguruan Tinggi, publikasi ilmiah saat ini menjadi persyaratan kelulusan mahasiswa khususnya progra agister dan doktor. Pada tahun 2017 dengan jumlah dosen 260 ribu dan peneliti 10.000 maka dibutuhkan setidaknya 8 ribu jurnal terakreditasi nasional, dan 150 jurnal internasional bereputasi. Namun di sisi lain jumlah jurnal terakreditasi nasional pada tahun 2017 masih sangat jauh dari target dan kebutuhan yaitu hanya 530 jumal. Oleh karena itu Kemenristekdikti mengeluarkan Permenristekdikti No. 9 tentang akreditasi Jurnal Iimah sebagai terobosan kebijakan dan program untuk memfasilitasi kebutuhan akan jurnal nasional terakreditasi dan bereputasi internasional dengan: 1) satu akreditasi jurnal di Indonesia; 2) Perubahan peringkat akreditasi jurnal nasional menjadi enam peringkat; 3) periode akreditasi sepanjang tahun; dan 4) masa berlaku junal semenjak dinilai baik. Manajemen publikasi ilmiah bagi penulis perlu dioptimalkan dengan menggunakan berbagai pendekatan kemudahan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terbaru. Demikian paparan yangm disampaikan oleh Dr. Lukman, ST,M.Hum salah satu pembicara kunci dalam seminar Hilirisasi Hasil hasil Penelitian untuk mendukung Ketahanan Nasional yang diselenggarakan hari Rabu 12 Desember 2018 di Kampus Universitas Janabadra, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Fasilitasi Jurnal Ilmiah pada Kemenristekdikti.mSementara, Dr. Ir. Tungkot direktur eksekutif PASPI (Palm Oil Agribussiner Policy Institute) menyampaikan tiga hal utama terkait kebijakan sawit yaitu 1) Perkembangan Mutakhir Industri Minyak Sawit Indonesia, 2) Peran Strategis Industri Sawit dan 3) Strategi Industrialisasi Minyak Sawit. Dala ilestone sawit Indonesia digambarkan bahwa tanaman ini pertama ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1848, kemudian mulai dikomersialisasi (perkebunan) sejak 1911 dan terus mengalami perkembangan hingga tahun 2017 produksi mencapai 14 juta ton. Dalam hal produksi, Indonesia dan Malaysia mensuplai 90% kebutuhan CPO dunia, dan Indonesia sudah melampaui pesaing utamanya yaitu Malaysia sejak tahun 2006.
Tanpa disadari bahwa produk produk turunan dari sawit dikonsumsi dalam 24 jam sehari mulai dari minyak goreng,mcocoa palm, margarin, sabun/sampo, kosmetik, hingga mbioplastik dan biodiesel. Ke depan produk olahan sawit akan terus berkembang sebagai sumber energi alternatif seperti green diesel, green gasoline, maupun green avtur.mPatut disyukuri bahwa tidak ada tidak ada belahan dunia lain yang mampu mengungguli produktivitas sawit Indonesia, meski tanaman ini bukan asli Indonesia. Oleh karenanya, patut dan sepantasnya teknologi sawit mulai dari hulu hingga hilir dikuasahi oleh anak anak bangsa Indonesia. Jadikan Indonesia sebagai rujukan referensi dunia ketika orang ingin mencari tahu dan belajar tentang sawit.m
Lain, halnya pembicara yang memiliki kepakaran sumber daya air Dr. Agus Maryono, bicara panjang tentang Indonesian River Restoration Movement yang di dalamnya terkait tiga unsur penting yaitu sosial, ekonomi, dan ekologi.
Secara bertahap, target dan sasaran Indonesian River Restoration Movement diuraikan dalam Road Map of IRRM 2017 2025 yang terbagi dalam tiga tahap yaitu 30% river is clean and health, kept by co unity pada tahun 2017, 40 % river in Indonesia dean and health, kept by co unity tahun 2020 dan 75 % of river in Indonesia clean, health and productive, kept by co unity pada tahun 2025.
ReplyForward |