Pelaksanaan Seminar Nasional Transportasi, KeyNote Gub DKI Joko Widodo dan Ketua MPR Sudarto Danusubroto, Janabadra 22 Februari 2014

,

Gub. DKI : Jakarta telah memulai MRT terhitung Januari 2014, dan kami telah menyelesaikan masalah terminal Lebak Bulus
Ketua MPR : MPR akan mengawal dengan baik program Transportasi massal termasuk juga program yang mendukung kedaulatan rakyat atas ketahanan energi, ketahanan pangan dan ketahanan air, terutama ketika GBHN dapat kembali diterapkan.

Masalah transportasi di kota besar adalah kemacetan yang  menyebabkan meningkatnya  biaya  dan waktu transport sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi daerah perkotaan. Kondisi kemacetan saat ini di kota kota besar di Indonesia terutama di Jakarta sudah pada taraf meresahkan pengguna jalan.

Kondisi di kota Yogyakarta saat ini citra angkutan umum belum cukup baik, pertumbuhan kendaraan mencapai 9% yang didominasi sepeda motor serta pertambahan jalan hanya 1%, dan masih dikurangi untuk ruang parkir dan pedagang kaki lima.

Kunci penyelesaaian adalah angkutan masal (transportasi publik) karena dengan penggunaan ruang jalan yang sama hampir 10x lebih banyak membawa penumpang.

Karakter masalah kendaraan pribadi saat ini

  • ruang jalan/parkir semakin padat dan industri kendaraan pribadi tidak bisa dihentikan
  • tingginya tingkat sensitifitas harga harga-harga barang terhadap kenaikan bahan bakar (subsidi bahan bakar mencapai 16,8% dari APBN)

Karakter masalah angkutan massal

  • memerlukan investasi besar dengan biaya tinggi termasuk biaya pembebasan lahan, sehingga berpotensi menimbulkan masalah sosial, dan menjadi kebijakan yang tidak populis
  • teknis/manajemen : kualitas, kuantitas, keterjangkauan
  • pola kebijakan bermasalah pada: integrasi, koordinasi, keberlanjutan, karena bersifat sektoral
  • elemen pelaksana transpor terkotak-kotak: :

              – layanan pemerintah, jasa angkutan publik, organda,

              – infrastrukutur transport, industri, dan pelaku bisnis kendaraan

              – dukungan pendanaan dan regulasi terhadap angkutan masal

Jakarta mulai proyek MRT sejak Januari 2014, padahal perencanaaan sudah dilakukan sejak 26 tahun yang lalu sehingga Bangkok dan Kualalumpur sudah lebih dahulu menyelesaikan dan menikmati MRT. Semakin ditunda biaya akan semakin tinggi dan masalah sosial semakin berat. Perlu pendekatan persuasif langsung oleh Gubernur DKI untuk menyelesaikan masalah pada kasus pembebasan terminal Lebak Bulus.

Kebijakan transportasi masal yang tidak populis perlu dikawal keberlanjutannya oleh MPR melalui GBHN sehingga proyek-proyek yang mendukung kedaulatan rakyat atas ketahanan energi, ketahanan pangan dan ketahanan air tersebut mendapat prioritas yang memadai. Hal ini perlu kembali diterapkan untuk periode pemerintahan berikutnya.

Pengembangan strategi transportasi masal berupa framework yang menyatukan elemen (sinergitas)  malalui isu mempertahankan laju  pertumbuhan ekonomi daerah perkotaan dan meratakan akses masyarakat ke pusat pertumbuhan untuk menyebarkannya secara merata.

Penyelesaian masalah transportasi memerlukan :

-           sinergitas kepemimpinan hingga ke tingkat nasional baik secara vertikal dan juga horizontal.

-          pimpinan wilayah yang visioner dan leadership yang tinggi

-          kebersamaan antar daerah dalam kerangka sistem transportasi nasional.

Pendekatan masalah transpor harus bersifat spasial, multisektor, berwawasan lingkungan yang bertumpu pada kemandirian daerah untuk kesinambungan perngembangan transportasi yang terintegrasi dengan sistem transportasi nasional.

Standarisasi ukuran, bentuk dan kualitas layanan (SPM) angkutan masal, harus didukung regulasi dengan insentif, tranparansi, dan keadilan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan infrastruktur angkutan masal:

  • Mempermudah prosedur perijinan investasi angkutan masal
  • Menjadikan angkutan umum menjadi pilihan utama sekaligus menekan penggunaan kendaraa pribadi
  • Keterpaduan antar moda dalam manajemen transportasi perkotaan,(busway, MRT, tol dalam kota, subway, angkutan laut, kereta api, angkutan udara) dan konektifitas antar pulau.

Pilihan yang telah banyak dikembangkan kota-kota di Indonesia

  • Program Bus Rapid Transport Transit (trans perkotaan, bus way trans jakarta)
  • Program Kereta Api perkotaan (medan,jabodetabek, bandung, surabaya, denpasar, makasar)

Civitas Universitas Janabadra mendukung sepenuhnya pengembangan transportasi masal melalui studi pemetaan masalah, pengembangan standar transportasi kualitas bercirikan kedaerahan, dan penguatan SDM yang berwawasan kebangsaan.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *